Media Tanpa Arah

Beberapa media online menjamur bak cendawan di musim hujan. Media online ini memang cukup murah dibandingkan memiliki perusahaan media cetak. Selain biaya cetak yang cukup mahal, akses pembaca juga terbatas. Media online dengan kelebihannya, cukup membayar domain yang terbilang cukup murah.

Tak terkecuali salah satu media online yang baru-baru ini muncul sebagai media online  dengan konten lokal. Pada awalnya, saya sangat menaruh harapan besar terhadap media ini. Selain pemiliknya saya anggap memiliki daya kritis yang tajam, kru yang dimiliki saya anggap mengerti dinamika sosial yang ada di masyarakat.

Sejak awal ada harapan besar yang saya inginkan dengan adanya media tersebut. Meskipun, di sisi lain saya sering memiliki perbedaan pandangan. Tapi, menurut saya hal ini masih dalam tahap kewajaran. Setiap orang punya paradigma berbeda memandang peristiwa tertentu.

Saya pun dengan sangat antusias menyukai link media tersebut melalui sosial media. Tapi, saya kecewa beberapa berita yang saya baca tidak sesuai dengan ekspektasi saya sebelumnya. Berita yang ditampilkan sama saja dengan media mainstream lainnya. Saya tidak menemukan apa yang saya cari. Media ini tak memiliki ciri khas yang membedakan dengan media online lainnya. Entah karena pemiliknya tidak bisa menyuntikkan ideologi ke dalam keredaksian atau media ini masih mencari posisi di antara media mainstream lainnya. Entahlah...

Mungkin ini salah satu fenomena media saat ini. Tanpa adanya ideologi yang tidak terarah ini menempatkan konten berita seperti tertiup angin. Peristiwa apapun ditulis dengan judul yang kontradiktif.  Isi berita yang tak memiliki 'ruh' untuk mencerdaskan pembaca. Bentrok, rusuh, video mesum, perkosaan adalah kata yang kerap menjadi judul bahkan isi suatu media. Sebulan ini masyarakat disuguhi berita dengan empat kata kunci itu. Bagaimana masyarakat kita akan cerdas? Setiap saat dibom bardir dengan peristiwa negatif yang menjadi dominasi media.

Tak terkecuali, media online yang  mengakuti mekanis pasar. Menjual judul dan berharap menarik keuntungan dari setiap orang yang membaca isi beritanya. Masyarakat butuh informasi yang cerdas dan menginspirasi. Bukan media yang  ditulis kemana fakta berhembus.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Saraba atau Sarabba' Dialek yang Berbeda

(a)Susila di Negeri Raja

Dilema TVRI, Afiliasi Politis