Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2013

Banci Dipuji dan Dicaci

Tadi saya berniat membeli nasi goreng di warung. Sambil menunggu pesanan saya duduk di depan kursi yang memang disediakan utnuk pengunjung yang berniat untuk membungkus makanan. Saya pun duduk sambil menunggu antrian. Lamuana saya tiba-tiba buyar oleh seorang waria yang berdiri di depan saya sambil membunyikan krecekan. Iaa menyanyi dan sedikit bergoyang walau suaranya sumbang. Entah, lagu apa yang dia nyanyikan. Saya pura-pura tidak peduli dan berusaha tidak melihatnya. Saya teringat dengan mitos di daerah asal saya, bahwa seseorang  jika melihat atau bertemu dengan waria akan mendapatkann sial dalam kurun waktu tiga hari Jum'at. Dengan kata lain selama tiga minggu kesialan akan terjadi. Sedikit percaya saya tak bergeming. Saya teringat dengan waria yang lebih senang dipanggil bu Yuli. Masa lalunya ia bekerja sebagai guru PNS. Boleh dibilang kehidupannya tercukupi dan kelurganya juga dari keluarga baik-baik. Namun pencarian jati diri yang menyebabkan ia memilih menjadi wa

Belajar dari Media Korea Utara

Gambar
Ribuan artikel yang menyebutkan nama Jang Song Thaek dihapus oleh media pemerintah Korea Utara. Sebanyak 35.000 artikel dihapus setelah terunggah di internet. Jang Song Thaek, paman dari Kim Jong Un pemimpin Korea Utara saat ini diyatakan korupsi dan berencana menggulingkan negara. Oleh arena itu, ia dieksekusi oleh pemerintah Korea Utara. Terlepas dari permasalahan dari ekksekusi tersebut, hal yang ingin saya bahasakan adalah bagaimana pemerintah Korea Utara mampu menguasai media dan pemberitaan terkait Song Thaek. Pemerintah Korut bisa menempatkan berita-berita yang layak atau tidak layak dikonsumsi oleh masyarakatnya. Meskipun dengan berbagai pertimbangan, menghapus semua berita terkait eksekusi tersebut. doc:sherlyhutripermatasari Bandingkan dengan di Indonesia. Segala informasi bisa diakses tanpa campur tangan pemerintah. Mulai dari informasi yang bermanfaat hingga situs porno tentu mudah diperoleh hanya dengan satu jentikan jemari. Mulai dari yang bersifat pribadi h

Orang 'Pintar' Bisa Terbang

Beberapa hari yang lalau, tersiar berita tentang lelaki yang berani menggali kuburan demi mendapat wangsit dan bisa terbang. Membayangkan saja cukup menyeramkan. Bagaimana bisa seseorang menghilangkan logika dan nalar demi bisa terbang.  Di zaman  yang serba modern ini ternyata kepercayaan tentang supranatural juga masih ada. Dan mungkin tidak akan hilang. Mungkin saja, lelaki ini terinspirasi yang oleh sinetron kolosal yang ditayangkan di stasiun televisi swasta. Para jagoan tanpa menggunakan alat apapun dapat terbang dan bertarung di udara. Begitu pula jika bertarung tak perlu menyentuh lawan. Tiba-tiba saja muncul naga raksasa yang akan melindunginya. Sehingga, kekuatan ini dapat membantunya mengalahkan lawan dan membuatnya terlihat sakti. Tak ada logika (seperti kata Agnes Monica) Kekuatan supranatural tetap saja dibutuhkan meskipun teknologi dan pengetahuan semakin canggih. Bagaimana tidak, kepercayaan supranatural juga tetap dibutuhkan dalam kondisi apapun. Lihat saja mi

Ijab Kabul Lewat Dunia Maya

Gambar
Anda ingin menikah dan terkendala ruang dan waktu? Sibuk bekerja dan pasangan Anda berada di tempat yang berbeda? Sulit menentukan waktu yang tepat antara menikah dengan cuti bekerja? Sekarang ini, teknologi bisa mengatasi itu.  doc:eotika.blogspot.com Bagaimana jika Anda memanfaatkan teknologi yang kini sangat canggih. Menggunakan fasilitas media sosial, 3G, skype ataupun teleconference saat akad nikah. Misalnya, mempelai laki-laki berada di tempat berbeda dengan mempelai wanita. Bisa juga menuliskan kuasa melalui blog dan memberikan perwalian kepada seseorang untuk membacakan isi ijab kabul. Ini mungkin hal yang sangat jarang terjadi dan mungkin sedikit aneh. Ide ini mungkin akan menimbulkan kontoversi. Saya memang tidak paham tentang bagaimana tata cara menikah yang sesuai dengan agama yang Anda anut. Tapi, ide ini bisa menjadi perbincangan. Tak mustahil juga suatu saat orang akan menggunakan teknologi untuk menggunakan momen sakral saat mengucapkan ijab kabul.  Per

10 Desember yang Terlupa

Gambar
Kemarin  adalah hari kelahiran saya yang bersamaan dengan peringatan hari hak asasi manusia. Tak ada yang spesial di hari yang seharusnya saya dibanjiri doa dan ucapan selamat. Hanya lima orang terdekat yang mengucapkan selamat bahagia. Mungkin Anda salah satunya. Padahal saya memiliki belasan orang yang saya anggap sangat dekat, tak satupun mengingat momen yang saya anggap penting. Kecewa mungkin, tapi ini hal biasa. Apalah artinya saya... (hahahha melow) doc:ist  Bukan itu sebenarnya yang menjadi kegundahan, saya juga tidak terlalu menyukai perayaan atau sejenisnya. Hal yang menjadi masalah adalah ketika setiap orang menggunakan momen-momen penting berdasarkan peringatan dari media sosial bahwa hari ini adalah hari penting bagi orang lain.  Sebelumnya, saya memang mengubah tanggal kelahiran di media sosial. Dengan tujuan ingin melihat orang-orang yang memang mengingat momen yang saya anggap penting. Tak berharap banyak dengan kondisi orang yang lebih menikmati kehidu

Media Jekardah

Kenapa duka Jakarta harus menjadi duka seluruh Indonesia? Tatkala korban Kereta Api disiarkan di media beragam tanggapan yang muncul melalui sosial media. Tiba-tiba berbagai status menunjukkan keprihatinan yang mendalam terhadap korban atas nama rakyat Indonesia.  Saya juga prihatin kepada musibah yang terjadi di Bintaro. Saya sangat berduka cita atas kecelakaan itu.  Mengingat berapa banyak anak yang harus kehilangan orang tuanya, suami yang harus kehilangan istri dan kepergian keluarga yang sangat dicintai. Kehilangan itu sangat sulit untuk diterima di dalam sanubari. Apalagi pada saat itu, dua rekan kuliah sedang dalam perjalanan menggunakan kereta dari Bandung. Saya justru bertambah khawatir mendengar peristiwa itu. Terlepas dari nilai kemanusiaan, ini hanya contoh kasus bagaimana media menciptakan nilai berita berupa  proximity (kedekatan) dengan para khalayak. Media nasional yang berlokasi di Jakarta (kadang disebut Jekardah) menjadikan berita-berita seputar Jakarta menj

Untuk Apa Menghujat Olga?

Gambar
Banyak tulisan yang menolak keberadaan Olga syahputra di berbagai stasiun televisi swasta. Banyak yang menolak tapi justru dengan asyiknya tertawa melihat gelagat selebritis yang kelihatan kemayu hingga berjam-jam di depan televisi. Hal yang aneh adalah ketika menjadikan wacana ini sebagai topik utama dalam pembicaraan masyarakat. Sebenarnya masih banyak permasalahan pada bangsa ini yang butuh kajian yang mendalam agar bisa membantu orang lain. Untuk apa menolak Olga? Ada apa di balik 'menolak Olga? Pada dasarnya, Olga yang mampu meningkatkan rating televisi swasta sehingga dipilih hampir di setiap acara hiburan, artinya banyak yang nonton dan banyak yang suka. Sehingga, tak ada waktu yang tersisa tanpa diisi oleh Olga and the gank. Tak terkecuali, subuh hari ketika membuka mata yang pertama kali dipandangi di layar kaca mungkin saja adalah Olga. Saya tidak memuji apalagi membela Olga yang notabene sering melontarkan kata-kata yang kasar dan memaki. Sejauh ini selebrit

Bicara Saja Tentang Politik

Gambar
Banyak calon presiden mulai kampanye. Mulai yang sekadar jual tampang sampai yang memaparkan visi misi. Berbagai cara ditempuh untuk menaikkan elektabilitas di mata masyarakat, padahal waktu kampanye sebenarnya belum dimulai. KPI bahkan membuat pasal khusus tentang siaran pemilu (pasal 50), yang antara lain mengharuskan media bersikap adil dan proporsional serta tidak boleh bersikap partisan terhadap peserta pemilu. Maksimum pemasangan iklan kampanye Pemilu di televisi untuk setiap Peserta Pemilu secara kumulatif sebanyak 10 (sepuluh) spot berdurasi paling lama 30 (tiga puluh) detik untuk setiap stasiun televisi setiap hari selama masa kampanye. Selain dalam tayangan iklan, kampanye partai politik di televisi diduga muncul dalam format pemberitaan yang tak berimbang dan jual beli program siaran. doc:duniabembi.blogspot.com Terlihat bahwa peraturan tersebut memang masih terkesan abstrak, namun tetap memberikan kewenangan bagi KPI untuk secara berkelanjutan menjaga agar medi

Balita pun Ngebor

Gambar
Lagi-lagi saya harus mengomentari tayangan televisi. Bukan karena saya antipati dengan semua tayangan yang ada. Tapi, mata saya cukup terganggu setiap kali memindahkan chanel ke beberapa tayangan televisi ketika mencari hiburan. doc:youtube.com Tayangan yang menampilknn dua anak kecil di satu panggung bersama dengan ibunya sedang goyang ngebor. Tayangan ini memang menampilkan bakat dari anak-anak atau kalau masih bisa disebut balita. Awalnya, balita ini menunjukkan bakat yang dimiliki seperti menyanyi, menari dan akting. Tapi atas perintah dari host, balita ini diminta untuk bergoyang dengan iringan lagu dangdut. Maka bergoyanglah si balita mengikuti ngebor ala pedangdut terkenal. Goyang yang diperkenalkan oleh seorang penyanyi dangdut yang dahulu kala menuai kontroversi.  Miris juga menyaksikan balita diekploitasi di depan panggung yang justru didukung oleh ibunya. Dengan wajah sumringah balita-balita ini goyang ngebor di depan layar kaca. Meski tak dipungkiri, tayangan i

Selamat Jalan Nelson Mandela

Gambar
Hari ini kabar kematian Nelson Mandela tersebar hampir di penjuru dunia. Dunia berkabung. Kehilangan sosok yang menghilangkan politik apartheid di Afrika Selatan. Sosok yang memberikan kemerdekaan kepada setiap manusia tanpa melihat agama, warna kulit dan ras. Selamat jalan Bapak Perdamaian. Selamat jalan...

Algojo Pembunuh Perbedaan

Gambar
Kisah cinta beda agama sedang hangat-hangatnya di televisi nasional. Kisah cinta yang ujungnya entah kemana. Kisah cinta yang rasa-rasanya tak perlu dibesar-besarkan di media. Dan saya tidak tertarik untuk membahasnya lebih jauh. Hal yang menarik yang ingin saya tuiliskan mengenai sebuah portal berita online meliput parade Santa Klaus yang diikuti oleh umat muslim. Dalam berita itu dijelaskan bagaimana penggunaa jilbab yang notabene beragama islam ikut dalam  parade umat nasrani.   doc:cicisilent.blogspot.com Suatu bentuk apresiasi yang besar terhadap kelangsungan umat beragama. Salut dengan keberadaan orang-orang yang mau menghargai perbedaan. Diakui menghargai perbedaan yang sangat sulit ditemukan di negeri ini. Hampir setiap kelompok saling bertikai untuk mempetahankan pendapatnya. Kebenaran mutlak bagi mereka yang termasuk dalam kelompok yang dipilih, di luar bagai musuh. Tak mengenal ranah intelektual, seminar keagamaan yang bertujuan menggali pemahaman lewat

Mereka Bilang Pemimpin Salah

Gambar
Dalam suatu forum kepemudaan membahas pertikaian yang sering terjadi di suatu daerah. Pertikaian yang melibatkan  sejumlah kaum intelektual yang melahirkan tenaga-tenaga pendidik. Tiga pembicara, dua pembicara berasal dari daerah yang katanya sering berkonflik, satu dari pemerintah bidang penyelamat keutuhan negara. Masing- masing pembicara memiliki perspektif yang hampir sama bahwa kekerasan yang terjadi di tempat kelahiran dua pemateri tersebut karena kegagalan pemimpin di daerah untuk menciptakan resolusi konflik. Kesimpulan yang benar tapi kurang tepat. Bagaimana tidak, konflik yang terjadi selama ini tidak bisa disimpulkan kesalahan dari satu pihak saja. Tak mudah menyimpulkan sebelum ada identifikasi dari akar permasalahan. Apalagi kesimpulan ini berdasarkan referensi dari tayangan di televisi dan media nasional yang menganut perspektif 'konflik adalah jualan'. doc:unnaoche.wordpress  Mungkin mudah mengatakan karena tidak bersentuhan langsung dengan masalah

Keluarga Ustad di Media

Gambar
Tak ada yang aneh jika merayakan hari kelahiran. Tak ada masalah juga jika melakukan syukuran atas nikmat umur yang diberikan Tuhan. Suatu kebahagiaan bila bisa merayakan bersama keluarga tercinta. Hal yang menarik adalah  perayaan mantan istri alm Ustad Jefri yang di blow up oleh media. Acara surprise oleh “katanya mantan mertua” –seperti yang disebutkan sang mertua yang pernah menyebut istri alm Uje mantan istri- . Perayaan yang tak ada bedanya dengan kaum lain yang merayakan hari kelahiran. Surprise pada malam hari dengan kue tart dan beramai-ramai dengan kerabat dan keluarga sang Ustad. Selain itu, seorang kerabat yang memakai hijab dan sangat tertutup dengan sangat gembira menjawab pertanyaan dari pekerja media. Seolah-olah tak ada aneh, di tengah perdebatan boleh atau tidak boleh merayakan hari kelahiran. doc:sciptmag.com Hampir setiap stasiun televisi menayangkan momen ini. Istri Uje yang didatangi oleh mertua setelah perseteruan panjang. Belum lagi perbedaan penda

Ingin Dipilih? Beli Durasi Infotaimen!

Gambar
Hanya beberapa hari, disiarkan perseteruan FA dan AL, kasus langsung mendapat perhatian khusus. Sangat berbeda dengan beberapa kasus penyiaran lain, seperti tayangan iklan partai politik yang digunakan oleh pemilik media. Meskipun dalam konteks yang berbeda, tapi pembuat aturannya juga sama namun melihat pelanggaran sepertinya berbeda. KPI mengedarkan larangan untuk menghentikan tayangan. Sehingga, infotainmen yang masih menyiarkan perseteruan itu  diancam menerima sanksi. Satu langkah fantastis yang dilakukan oleh KPI. doc:trijayafmplg.net Berbicara infotaimen,  selama ini tayangan memang menjadi motor desas-desus permasalahan sejumlah pihak. Hak privasi seolah-olah menjadi ladang subur untuk menciptakan sensasi bagi masyarakat. Tak ada regulasi! Hiburan ini pun sangat digemari oleh sebagian besar penonton di Indonesia. Hal positif dari infotaimen menghadirkan berita, termasuk kehidupan politisi dan pejabat negara. Namun yang terjadi, politisi yang dekat dengan pekerj