Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2014

Artis Nyaleg, Mungkin Saja

Tulisan ini sebenarnya bentuk kegerahan atas berita yang memojokkan Angel Elga. Dalam tayangan Talk Show, artis sekaligus calon legislatif ini dianggap memiliki pemikiran yang dangkal dengan jawaban-jawaban dianggap tidak memuaskan publik. Alhasil, tayangan itu menjadi bahan olok-olokan di Youtube dan media sosial. Ada yang salah jika seorang artis yang dianggap berimej "jelek" karena tampil di film horor ingin jadi caleg? Saya rasa setiap orang berhak dipilih dan memilih dalam pemilihan umum. Hal itu dengan jelas diatur oleh undang-undang. Ada yang salah? Kecuali ada larangan jika caleg yang memiliki masa lalu yang suram tidak boleh menjadi anggota legislatif. Kebebasan itulah yang seharusnya ada di negeri ini. Setiap orang berhak atas suara yang dimilikinya. Apalagi dengan penambahan label "mantan istri siri Raja Dangdut". Bandingkan saja dengan Presiden Perancis yang jelas-jelas pajabat negara diisukan selingkuh dengan Aktris Julie Gayet. Saya bukan penduku

Sisi Lain Adlina

Gambar
Apa kabarmu disana? Lama tak bersua. Saya hanya mendengar kabarmu melalui media sosial dan telepon.  Terakhir saya mendengar bahwa kamu akan ke Maumere dan beberapa tempat lain yang pernah kamu jelajahi.  Tak banyak sebenarnya kata yang bisa saya ungkapkan di usia mu yang semakin bertambah. Beberapa hal detil tak mungkin saya tuliskan disini, biarlah menjadi rahasia indah antara saya, kamu dan kita. Hanya doa tulus bahwa kamu akan selalu sehat demi mencapai mimpimu menjadi  menteri kelautan. Sangat sulit rasanya merangkai kata untuk sebuah kenangan yang hampir  lima tahun kita jalani. Kalimat yang saya tuliskan tidak mampu menggambarkan apa yang telah kita lalui sejak pertama kali kita menjalin namanya persahabatan. Terlalu melankolis rasanya,  seperti ingin cerita itu terulang kembali. Saya mengenalmu karena keluarga kecil. Persaudaraan yang rasanya begitu sangat dekat. Kita menyebutnya mufridah. Entah siapa pencetus nama itu, saya juga tak tahu. Persaudaraan yang meng

Namanya Indonesia

Lahir awal januari menjelang pemilu Galang rambu anarki dengarlah Terompet tahun baru menyambutmu Galang rambu anarki ingatlah Tangisan pertamamu ditandai bbm Membumbung tinggi (melambung) Reff: Maafkan kedua orangtuamu Kalau tak mampu beli susu Bbm naik tinggi Susu tak terbeli orang pintar tarik subsidi Mungkin bayi kurang gizi (anak kami) Galang rambu anarki anakku Cepatlah besar matahariku Menangis yang keras, janganlah ragu Tinjulah congkaknya dunia Doa kami di nadi mu *Iwan Fals Lagu yang dinyanyikan oleh Iwan Fals mungkin bisa menjadi soundtrack 'opera sabun' yang berjudul Indonesia Raya. Lagu yang mencerminkan Indonesia yang tak pernah belajar dari kegagalan pemerintah sebelumnya.  Tahun baru yang kerap dirayakan dengan megah. Bahkan beberapa pemerintah daerah sengaja menghabiskan anggaran daerah untuk sekadar membeli kembang api yang harganya mencapai puluhan bahkan milyaran juta rupiah. Tak berapa lama, dalam hitungan hari sorak sorai tanda kehidupan akan

Dilema TVRI, Afiliasi Politis

Gambar
Enam belas April 2003 pemerintah akhirnya meresmikan status TVRI sebagai perusahaan jawatan menjadi perseroan terbatas. Perubahan status ini di satu sisi bisa jadi merupakan solusi bagi TVRI yang dihadapkan pada problem finansial sangat serius. Namun di sisi lain muncul persoalan karena UU penyiaran no. 32 tahun 2002 pasal 14 secara tegas menetapkan status TVRI sebagai penyiaran publik. Lembaga penyiaran publik didefinisikan melalui tujuan yang dicapai, yaitu meningkatkan kualitas hidup publik, secara khusus meningkatkan apresiasi terhadap keanekaragaman yang ada di tengah masyarakat dengan harapan menciptakan kehidupan yang harmonis diantara komunitas yang berbeda ( living in colors ). Dalam buku mass communication theory (2000:157), McQuail membagi enam fungsi penyiaran publik, yaitu (1) media penyiaran publik secara universal menjangkau seluruh wilayah geografis (2) media penyiaran harus menyajikan keberagaman selera, kepentingan dan kebutuhan  dan juga keberagaman pendapat d

(a)Susila di Negeri Raja

Gambar
Apa saja yang Anda baca jika mencari sebuah berita? Berita politik?Kriminal? Atau berita asusila? Jenis berita yang saya sebutkan terakhir ini sangat disukai banyak orang. Lihat saja di media online jumlah orang yang membaca berita tersebut atau bahkan berkomentar. Berita tentang seksualitas dan perkosaan bukan lagi hal tabu untuk dibicarakan. Sangat miris rasanya membaca berita di sebuah koran lokal yang menuliskan berita asusila di sebuah Kabupaten di Sulawesi Selatan. Apa yang terjadi sebenarnya di negeri arung (raja) tersebut? Sebagai orang Bugis saya tahu bagaimana adat dan gelar kebangsawanan masih dijunjung tinggi mayoritas orang di daerah tersebut. Apa mungkin adat telah hilang dimakan zaman? Belum hilang diingatan tentang seorang PNS yang melakukan tindakan asusila, kini ada lagi tujuh pelaku asusila. Isi berita di salah satu koran lokal. doc:tabloidjubi.com Berita tersebut tentu banyak dibaca orang. Dengan pemberitaan yang mencari sensasi dengan tujuan agar masy

Untuk Siapa Kamu Berdoa?

Gambar
Awal tahun 2014 setiap orang boleh beresolusi. Berharap cemas agar tahun ini akan lebih baik dari sebelumnya. Tapi, adakah yang berubah dari tahun sebelumnya? Mungkin itu hanya angka-angka di almanak yang berusaha kita maknai bahwa harus ada yang berubah. Entah, kita ingin berubah untuk apa? Supaya kehidupan kita baik-baik saja.Toh, hidup ini tidak akan pernah akan baik-baik saja. Saya tidak habis pikir dengan doa-doa yang dilantunkan setiap orang agar hidupnya akan baik-baik saja di tahun selanjutnya. Bagaimana jika doa itu terkabul dan setiap orang bisa hidup dengan doa dengan kebaikan untuk diri sendiri dan keluarga mereka. Bagaimana dengan orang lain yang tak diucapkan dalam doa.  doc:javanews Orang lain yang harus berdoa sendiri agar hidupnya juga akan lebih baik. Orang-orang yang mungkin tidak bisa merayakan pergantian tahun karena sibuk mencari nafkah. Orang yang terbaring sakit karena tidak memiliki keluarga yang mendoakannya agar cepat sembuh. Orang yang lupa berd