Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2013

Kenapa Harus NTT?

Gambar
Sebuah petisi berisi ajakan untuk menghentikan iklan 5 tahun bisa versi lifeboy karena dianggap melecehkan rakyat Nusa Tenggara Timur (NTT).  Dalam petisi ini disebutkan Iklan ini ditampilkan dengan  cara yang kurang bijak “Apa benar semua anak NTT terancam mati sebelum berusia lima tahun? Dalam iklan di sebutkan  “Belilah sabun lifebuoy supaya kita bisa menolong anak di NTT bisa merayakan ulang tahun kelima”. Apakah dengan mencuci tangan akan mencegah anak lima tahun tidak meninggal? Toh, ajal ditentukan oleh Tuhan. Penyebab setiap orang yang meninggal dunia juga berbeda-beda, bisa karena sakit atau kurang gizi, bukan karena tidak cuci tangan. Meskipun data dari Unicef Indonesia menyebutkan NTT merupakan daerah tertinggi anak yang mengalami penderita diare. Tapi bukan jaminan bahwa  diare yang diderita anak-anak NTT karena tidak memahami cara hidup bersih. doc:ist (Keindahan alam NTT) Iklan ini telah dibahas sebulan lalu dalam suatu diskusi bersama dengan rekan yang beras

(Mungkin) Saya Paranoid

Gambar
Akhir-akhir ini saya sangat sering mengkonsumsi berita-berita kriminal. Entah mengapa saya tertarik untuk membuka situs-situs yang berbau pembunuhan, kekerasan dan pencurian. Sekadar untuk mencari informasi dan sebagai bentuk kewasapadaan bahwa kriminalitas itu mengintai setiap saat. Apalagi, setelah membuka berita online yang menuliskan judul kekerasan dengan tambahan sensasi, kriminalitas itu jaraknya tidak lebih lima kilo meter dimana saya berdomisili.  Mau tak mau saya juga menjadi percaya dan sedikit paranoid. Bisa saja orang jahat bertambah. Penjahat ada di mana-mana.  Apalagi sepuluh hari belakangan ini, saya tidak bisa tidur nyenyak di malam hari. Tidur pun seperti prajurit yang setiap saat siap berperang. Pisau dan benda tajam lainnya kami-anak kosan- menyelipkan di balik bantal untuk berjaga-jaga. Untuk keluar kamar pada sepertiga malam pun kami harus berdua dengan senjata di tangan. Saya tidak terbiasa dengan kondisi ini. doc:syiahmalaysia.blogspot.com Pasalny

Akademisi Jangan Korupsi

Gambar
the first duty of a university is to teach wisdom, not trade.. character not technicalities   -Winston Churchill- Kalangan akademisi  tentu tersentak dengan adanya dugaan perkara korupsi yang melibatkan  Rektor Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed)  terkait dana (Corporate Social Responcibility) CSR PT Antam. Surat kabar lokal Jawa tengah menuliskan tiga pasal yang didakwa atas yang dilakukan penyimpangan bersama tiga orang lainnya. Dalam berita tersebut juga ditampilkan foto rektor dikawal setelah menjalani sidang tipikor.    Bisa saja, ia benar-benar korupsi atau karena kelalaian yang disebabkan oleh bawahannya, biar pengadilan yang mengetuk palu.  Sungguh miris menyaksikan seorang rektor harus duduk pesakitan di kursi dakwaan. Karir dan institusi harus tergadaikan karena uang dan keserakahan oknum tertentu.  doc:voaindonesia.com  Rektor yang juga dosen, notabene adalah simbol pemimpin universitas sekaligus pendidik mahasiswa. Rektor adalah simbol universitas, si

Masih Ada Manusia Gerobak

Gambar
Saya cukup kaget melihat dua orang yang dengan santainya tidur di atas gerobak. Satu perempuan dan satunya lagi laki-laki, entah mereka pasangan suami istri atau bukan. Mereka seolah tidak terusik oleh keramaian orang-orang dan sampah di sekitarnya, saya pun tak berani mengganggunya. doc:ist Mungkin mereka telah terbiasa untuk tidur di mana saja, di atas gerobak sampah dan pinggir jalan. Dari wajahnya mereka tampak kelelahan. Mungkin lelah setelah bekerja mencari barang-barang bekas yang terlihat diletakkan di sekitar gerobak mereka. Yah, saya hanya memperkirakan saja. Saya kasihan dan hanya itu yang bisa saya lakukan seperti orang-orang di sekelilingnya. Memandangi dengan iba dan berlalu seperti tak terjadi apa-apa.  Mungkin terlalu banyak melihat pengemis dan peminta-mintadi negeri ini, sehingga melihat orang lain mengalami kesusahan dalam hidupnya menjadi hal biasa. Cukup dengan berkata, saya mensyukuri apa yang saya miliki saat ini.  Hal biasa juga ketika mel

Media Sosial Bikin Kepo

Gambar
Setiap orang seolah berlomba untuk menampilkan wajah dan tulisan di media sosial. Mulai dari aktivitas bangun tidur hingga tidur lagi (sepertil lagu mbah Surip). Ada yang menuliskan hal-hal yang sifatnya pribadi hingga informasi yang sifatnya bermanfaat untuk orang lain. Hal yang positif yang bisa dilakukan di media sosial adalah kita bisa menggalang donasi untuk pasien atau korban bencana alam. Namun, di sisi lain media sosial kadang membuat saya resah. Saat melihat status teman-teman di media sosial yang dengan mudahnya menceritakan masalah pribadi dan keluarga. Jika status yang ditulis sedih, entah mengapa  saya juga seperti merasakan masalah yang dialami oleh si pembuat status. Ekspresi dahi berkerut dan pikiran bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi dengan pemilik akun tersebut. Benar kah dia benar-benar sedih atau hanya spekulasi agar mencari perhatian orang-orang yang membaca statusnya? Apakah mereka tidak bisa menuliskan hal-hal yang menginsipirasi orang lain? Atau b

Anak Kecil pun Bergoyang

Salah satu BUMN melakukan program kerja dengan dengan berbagai kegiatan. Dalam kegiatan tersebut diselenggarakan berbagai lomba, salah satunya goyang cesar. Lomba ini sepertinya terinspirasi oleh tayangan  hiburan di stasiun swasta.  Acara hiburan yang awalnya ditayangkan pada dini hari menjelang subuh untuk menghibur umat muslim yang melaksanakan sahur. Tapi, belakangan yang acara ini berubah nama dan ditayangkan setiap akhir pekan. Acara yang hanya menampilkan hiburan semata dan tak menampilkan sisi edukasi sedikit pun.  Lihat saja penampilan puluhan penonton yang tanpa malu-malu  bergoyang dengan meliuk-liukkan badannya untuk sekadar mendapat hadiah. Bahkan, tayangan ini justru mengeksplorasi kehidupan pribadi dan keluarga kru acara tersebut. Belum lagi, adanya perlakuan kekerasan dalam konten acara dengan menyapukan tepung ke wajah para pemain. Dan parahnya diikuti oleh hampir semua tayangan hiburan di stasiun tv lain.  Belum lagi, adanya peniruan dari masyarakat terutama a

Imitasi Secantik Orang Korea

Gambar
Berapa serial korea yang Anda miliki di dalam laptop Anda? Apakah Anda pecinta fanatik K-pop ? Apakah Anda selalu menantikan serial korea di dua stasiun berbeda dalam minggu terakhir ini? Yup, beberapa minggu ini sebuah televisi swasta menayangkan serial korea yang didubing oleh artis Indonesia. Suara artis inilah yang yang menjadi promosi oleh stasiun televisi tersebut. doc:jhuliandroid.blogs Rupanya, promosi ini tidak berlaku bagi rekan saya. Ia lebih memilih film korea di chanel yang berbeda. Mungkin alur cerita di tv berjaringan ini lebih menarik dibandingkan film yang didubing oleh artis ibu kota itu. Sehingga, pilihan chanel lain katanya lebih menarik.   Meskipun, film korea mudah di dapatkan dengan serial yang panjang bisa disimpan bentuk file, namun tetap saja ia tetap menunggu tayang  per episode setiap malam melalui chanel tv berjaringan. Ini hanya satu cerita dari  ribuan pecinta film korea dalam bahasa Korea disebut Hallyu "Korean Wave" (mengacu pada p

Menjadi Manusia Hiper Realitas

Gambar
Saat ini setiap informasi mudah di dapat melalui berbagai media. Dengan berbagai jenis pemberitaan. Mulai dari yang sekadar opini sampai akun anonim. Dari informasi yang benar hingga berbau sara. Semua tersedia.  Kita seolah tidak memiliki kemampuan untuk mengolah mana yang benar mana yang salah. Pemahaman ini tergantung bagaimana referensi yang dimiliki setiap individu.  Informasi seperti bola salju yang siap menggilas siapa saja yang tidak mampu menghadapi badai informasi. Setiap orang seolah bebas mengupload informasi dan menyebarkan berita bohong. Foto korban mengenaskan, pasien penderita tumor, pornografi dan gambar horor mudah ditemukan di media sosial dengan gambar sangat detil.   Apalagi adanya iklan dengan sensasi yang sangat luar biasa. Suatu malam,  saya asyik online menggunakan media sosial. Tiba-tiba muncul sebuah iklan dengan gambar Michael Jackson dengan wajah yang menurut saya sangat menyeramkan. Saya pun bergegas menutup akun karena ngeri melihat foto artis ya

Adiksi Membeli Waktu Senggang

Tadi malam saya kesulitan untuk mengupload tulisan di blog ini. Entah karena faktor jaringan internet atau domain yang saya pakai sedang bermasalah.  Selain itu, komunikasi saya terganggu karena tidak dapat dapat mengunakan media sosial. Otomatis informasi terputus di dunia maya.  Selama ini saya  mengaktifkan berbagai media sosial melalui handphone 24 jam tanpa off. Berkomunikasi melalui dunia maya tanpa jeda. Belum lagi menggunakan internet melalui laptop setidaknya 3-5 jam sehari. Jam tidur pun dikurangi untuk sekadar membuka website yang dianggap penting. Waktu senggang saya habiskan dengan mengakses internet.  Seperti yang dikatakan Smythe,  saat ini orang mencari kesenangan melalui media, seperti dunia maya dan media sosial. I nternet menjadi menjadi penuntun  dalam seluruh keputusan pembelanjaan uang dan waktu. Tidak seperti  masa lalu waktu senggang itu digunakan  untuk terlibat dalam upaya mencapai kepuasan kultural, bermain cinta, mengunjungi kerabat dan teman, menyi

Informasi Gratis Lewat Koran Dinding

Gambar
Tak ada yang aneh dari gambar di samping. Seorang Bapak yang sengaja singgah di sebuah koran dinding di sudut Stadion Dipenogoro. Meskipun, menjelang magrib dan suasana mulai gelap, ia memandangi satu persatu lembaran koran  yang khusus dipasang  koran lokal.  doc:ist Entah ia tidak mendapatkan koran di jalan atau mungkin ia lebih memilih membaca koran dengan gratis. Bagi sebagian orang mungkin hal yang wajar dan biasa. Tapi, bagi saya ini hal yang menarik. Di tengah maraknya media cetak yang mengurangi oplah penerbitannya karena tergerus media online. Justru ada media yang secara gratis membagi informasi. Tanpa memikirkan keuntungan melalui penjualan koran secara eceran.  Di sisi lain, saya juga salut dengan Bapak dan orang-orang yang menyempatkan waktunya untuk mencari informasi, meskipun, mereka memiliki motif yang berbeda untuk membaca koran. Apalagi dengan kecanggihan teknologi, segala informasi dapat diperoleh melalui internet dalam waktu yang singkat. Tentu tak sedi

Lahan Sekolah: (Katanya) Milik Negara

Gambar
Sebuah sekolah SMP di Makassar disegel oleh seseorang yang mengaku pemilik tanah di atas bangunan di mana sekolah itu didirikan. Sehingga sekira 1000 siswa tidak dapat melakukan aktivitas belajar hingga waktu yang tidak ditentukan. Ini bukan pertama kali terjadi, banyak kasus sekolah yang sekian tahun didirikan tiba-tiba diklaim sebagai milik individu. Tak sedikit sekolah yang menjadi sengketa, kemudian dimenangkan oleh pihak yang mengklaim. Tentu saja yang menjadi korban bukan pemerintah atau pemilik tanah tersebut, tapi pelajar-pelajar yang tidak tahu persoalan. doc:news.radartobatuan.com Ujung-ujungnya bangunan itu berubah menjadi rumah toko (ruko). Apalagi, jika berada pada lokasi yang strategis dan berada di pusat kota. Nilai tanah akan lebih mahal dan semakin gencarlah oknum tertentu mengklaim tanah tersebut menjadi miliknya. Contohnya, sekolah dasar di depan Universitas Hasanuddin kini telah ditutup dan sekelilingnya dipagari seng. Tidak ada lagi aktivitas belajar m

Momentcam: Tubuh Ikut Berdusta

Gambar
Pernah menggunakan aplikasi momentcam? Aplikasi yang mampu mengubah wajah dan bentuk tubuh  menjadi kartun lucu. Mungkin Anda akan mencobanya dengan dengan melihat seorang teman menguplad hasil editan foto berbentuk kartun. Unik dan cukup menarik. doc:paneninfo.blogspot.com Tak ada hal yang aneh jika melihat kartun yang ditampilkan sangat mirip dengan kartun yang biasanya hanya ada di dalam komik. Hal yang menarik hampir setiap orang yang memilki aplikasi ini secepat kilat mengupload gambar di media sosial. Sekadar ikut-ikutan, tertarik atau mencoba aplikasi baru. Tak hanya itu, tak sedikit gambar yang ditampilkan menunjukkan bagian  tubuh yang tidak pantas di publikasikan untuk umum. Meskipun, ada yang mengelak bahwa bagian tubuh yang lain bukanlah tubuhnya yang asli.  Nah, apa bedanya dengan foto yang diedit dan menyambungkan dengan tubuh sexy lainnya. Hal yang paling bermasalah, menurut saya beberapa orang yang keseharian menutup tubuhnya dengan pakaian tertutup den

(Mungkin) Kamu Cinta Seragam Tentara

Gambar
Ini kisah tentang seorang teman yang ingin memiliki pasangan hidup. Saya cukup menyebutnya Ratih. Ia sering berkeluh kesah tentang dirinya yang belum menemukan jodoh yang tepat. Secara fisik dan sikap ia tidak kalah dengan wanita lain, cantik dan sopan. Hanya saja mungkin jodoh yang belum mempertemukan dengan pria yang diharapkannya. Tak sedikit juga pria yang mendekatinya, sekadar berkenalan atau pun mengajak menjalin hubungan yag lebih dekat. Namun, Ratih tetap menolak. Rupanya ia memiliki kriteria tersendiri, pria yang berprofesi sebagai polisi atau tentara. Menurutnya, sejak remaja ia menginginkan pendamping yang bekerja dari salah satu instansi berseragam itu. Selain kelihatan berwibawa, memiliki jabatan juga berpenghasilan. doc:ist Tak salah memilih pria dengan kriteria apapun. Hanya saja, tampilan fisik bukan jaminan seseorang akan bahagia. Baik atau buruk seseorang tergantung individu bukan dari seragam yang dikenakannya. Mungkin ada kelebihan tersendiri jika memil

Stop Tayangan Manusia Tanpa Kepala

Gambar
Pernah membayangkan di depan Anda tiba-tiba muncul orang yang tiba-tiba membuka helm dan kepalanya ikut terangkat. Ya, saya menyaksikannya sore ini, Sabtu  (16/11) melalui tayangan reality show di sebuah media swasta. Mungkin Anda juga  menyaksikannya.  doc:edukasi.kompas.com Entah tayangan itu setiap hari atau hanya satu episode. Saya juga kurang mengetahuinya. Dalam segmen terakhir dalam adegan itu seorang pengendara motor berhenti di pinggir trotoar. Menunggu orang yang akan melintas di jalan tersebut. Dengan sengaja ia membuka helm dan menyisakan tubuh tanpa kepala. Meskipun adegan ini hanya sulap dan dilakukan siang hari. Menurut saya,  adegan rekayasa itu cukup sadis. Apalagi disiarkan seantero Indonesia. Belum lagi ditayangkan pada   prime time. Entah, apa yang ada maksud dari media tersebut memberikan tayangan seperti itu. Hiburan? Horor? Meningkatkan rating? Saya berpendapat ini pembodohan. Masyarakat sengaja dibodohi dengan tayangan yang tidak mendidik.  Mung

Stop Tayangan Manusia Tanpa Kepala

Pernah membayangkan di depan Anda tiba-tiba muncul orang yang tiba-tiba membuka helm dan kepalanya ikut terangkat. Ya, saya menyaksikannya sore ini, Sabtu  (16/11)melalui tayangan reality show di sebuah media swasta. Mungkin Anda juga pernah menyaksikannya.  Entah tayangan itu setiap hari atau hanya satu episode. Saya juga kurang mengetahuinya. Dalam segmen terakhir dalam adegan itu seseorang pengendara motor berhenti di pinggir trotoar. Menunggu orang yang akan melintas di jalan tersebut. Dengan sengaja ia membuka helm dan menyisakan tubuh tanpa kepala. Meskipun adegan ini hanya sulap dan dilakukan siang hari. Menurut saya,  adegan rekayasa itu cukup sadis. Apalagi disiarkan seantero Indonesia. Belum lagi ditayangkan pada prime time. Entah, apa yang ada maksud dari media tersebut memberikan tayangan seperti itu. Hiburan? Horor? Meningkatkan rating? Saya berpendapat ini pembodohan. Masyarakat sengaja dibodohi dengan tayangan yang tidak mendidik.  Mungkin ada juga berpendap

Berpikir Tanpa Perlu Eksistensi

Cogito ergo sum "Aku berpikir maka aku ada" . Kalimat yang dikemukakan oleh Descartes ini cukup memberikan gambaran bagaimana manusia seharusnya. Eksistensi manusia ditentukan oleh kemampuannnya berpikir. Kalimat ini biasanya menjadi pembuka bagi seseorang yang belajar filsafat. Terkadang juga kalimat ini diubah menjadi "aku berbelanja maka aku ada" dan beberapa kalimat ubahan lainnya. Namun dari sudut pandang orang kedua, pemikiran ini saya anggap anomali. Bagaimana tidak, keberadaan seseorang ditentukan oleh kemampuannya berpikir. Jika seseorang dianggap kurang berpikir atau tidak menunjukkan hasil pemikirannya maka dia dianggap tidak ada. Kesimpulan itu saya temukan sendiri. Suatu hari saya bertemu dengan seseorang  yang mampu menunjukkan buah pikirnya dibandingkan anggota kelompoknya. Secara otomatis orang-orang di sekelilingnya menganggapnya ada dan hampir setiap keputusan penting membutuhkan persetujuannya. Di satu sisi,  pendapat yang dimilikinya

Kamera 360: Wajah Halus Tapi Menipu

Gambar
Handphone Anda memiliki aplikasi kamera 360? Kamera yang mampu mengubah tampilan gambar terlihat lebih halus. Misalnya saja, Anda mengambil gambar wajah anda secara portrait akan menghasilkan gambar yang terlihat lebih eksklusif dari biasanya. Dengan sistem edit standar akan menghasilkan gambar yang tak kalah dengan mulusnya artis korea. doc:ist Tak sedikit yang penasaran dengan aplikasi ini. Apalagi melihat wajah mulus beberapa teman yang lama tidak dijumpai. Padahal terakhir bertemu wajah dan tampilannya biasa saja. Tiba-tiba melalui media sosial, tampilannya sudah sangat berubah bak seorang selebritas dari negeri gingseng tersebut. Tak sedikit juga yang mencemooh pengguna aplikasi ini. Apikasi yang memberikan kebohongan akan realitas sebenarnya. Realitas yang mengubah warna kulit mayoritas orang Indonesia yang kecoklatan menjadi putih bersih tanpa noda (seperti iklan detergen yaah..). Kamera ini menciptakan gambar yang abstrak tentang kehidupan seseorang. Satu sis

Media Tanpa Arah

Beberapa media online menjamur bak cendawan di musim hujan. Media online ini memang cukup murah dibandingkan memiliki perusahaan media cetak. Selain biaya cetak yang cukup mahal, akses pembaca juga terbatas. Media online dengan kelebihannya, cukup membayar domain yang terbilang cukup murah. Tak terkecuali salah satu media online yang baru-baru ini muncul sebagai media online  dengan konten lokal. Pada awalnya, saya sangat menaruh harapan besar terhadap media ini. Selain pemiliknya saya anggap memiliki daya kritis yang tajam, kru yang dimiliki saya anggap mengerti dinamika sosial yang ada di masyarakat. Sejak awal ada harapan besar yang saya inginkan dengan adanya media tersebut. Meskipun, di sisi lain saya sering memiliki perbedaan pandangan. Tapi, menurut saya hal ini masih dalam tahap kewajaran. Setiap orang punya paradigma berbeda memandang peristiwa tertentu. Saya pun dengan sangat antusias menyukai link media tersebut melalui sosial media. Tapi, saya kecewa beberapa b

Jilbab Hitam, Sebuah Pencarian Identitas

Gambar
Hampir setiap media sosial membahas jilbab hitam. Beberapa kalangan khususnya wartawan membahas ini sebagai kontroversi keberadaan jilbab hitam. Tak ada yang tahu keberadaan pemilik akun jilbab hitam yang menulis di salah satu media jurnalis warga. Ada yang setuju dan ada yang menolak mentah-mentah pernyataan si jilbab hitam. Kasus ini pun menjadi perbincangan saya dan teman-teman mengenai jati diri jilbab hitam. Ada yang membahas serius ada pula yang menjawab dengan candaan. Terkhusus lagi beberapa teman saya yang kesehariannya berjilbab hitam. Hal ini memberikan sentimen pribadi jika menggunakan jilbab hitam dianggap terkait dengan penulis anonim tersebut. Secara tidak langsung penyebutan ini juga merujuk langsung kepada pemakai jilbab hitam.  doc: ist Saya tak perlu membahas jilbab hitam yang justru memperkeruh informasi. Jilbab hitam yang saya maksud adalah jilbab hitam yang riil jilbab hitam. Warna yang sering digunakan wanita yang berjilbab.  Tak sedikit yang mem

Beli Gadget dan Kelas baru

Gambar
Sering kali mendengar teman-teman mengeluh mengenai kondisi handphone yang mulai rusak. Entah karena memang rusak atau gadget keluaran Kanada yang mereka beli beberapa waktu lalu sudah dianggap kuno dan memang tidak bisa bertahan lama. Padahal mulanya gadget ini sangat digemari. Mungkin tergiur oleh handphone baru dengan aplikasi lintas platform. Tergelitik mendengar keluhan tentang handphone yang rusak bersamaan dengan gencarnya promosi menggunakan andro dan ios. Apa ada kaitan atau sekadar kebetulan saja. Setiap orang memiliki alasan yang berbeda untuk memilih berbagai gadget keluaran terbaru. Apalagi secara finansial mampu membeli apapun gadget baru meskipun tidak mengetahui fungsi aplikasi di dalamnya. Saya teringat cerita seorang teman yang ingin bimbingan skripsi. Ia harus mengajari dosennya menggunakan handphone miliknya. Dosen tersebut memiliki handphone tercanggih produk Korea Selatan dan tidak tahu fungsi aplikasi di dalamnya. Alhasil, bimbingan ini diisi dengan teknik

Kasihan atau Tertipu

Gambar
Seminggu yang lalu saya dihubungi oleh salah satu adik kelas SMA melalui sosial media. Dia meminta nomor telepon untuk menghubungi saya secara langsung. Sebut saja namanya Rani. Saya pun menjawabnya untuk menjalin silaturahmi yang sempat terputus. Dia pun mulai bercerita tentang kehidupannya yang mulai berubah semenjak ibunya meninggal tiga bulan lalu.  foto: ist Tanpa curiga, saya pun mendengar ceritanya yang kabur dari rumah karena ketahuan meminjam uang kepada temannya untuk prosesi pemakanan ibunya. Alhasil, ia diusir dan ikut temannya yang juga menipunya. Cukup miris memang, kini ia  sendiri di kampung orang dan membantu mengerjakan ladang dengan upah sepuluh ribu rupiah perhari.  Di akhir pembicaraan ia pun menuturkan sedang membutuhkan uang untuk ongkos pulang ke kotanya. Saya tentunya tersentuh dan berencana membantunya.  Saya pun meminta nomor rekening untuk mentransfer uang yang setidaknya bisa sedikit membantu. Rani pun mengirimkan nomor rekening beserta namanya

Ayah...Selamat Hari Raya

Gambar
Katanya hari ini hari ayah. Saya tidak cukup familiar dengan perayaan hari ini. Sejak kapan perayaan ini dicetuskan saya tidak begitu mengerti. Biasanya perayaan ini ditujukan kepada ibu yang dirayakan setiap 22 Desember. Itu pun tidak pernah saya rayakan. sumber: http://semut25sumerta.blogspot.com/ Semasa masih kecil saya sering bertanya kepada ibu saya, jika saat itu tanggal 22 Desember. Mengapa ada hari ibu sedangkan hari ayah tidak pernah didengungkan. Saya pun tidak memiliki jawaban pasti akan hal itu. Jawaban yang saya terima cenderung tak menjawab apa yang dimaksud dalam pikiran saya. Jawabannya karena yang ada itu "bupati" dan tak ada "pakpati" aneh kan? Pertanyaan itu saya simpan saja dan menghilang seiring waktu. Hari ini banyak teman-teman yang menulis dalam status media sosialnya "Selamat hari ayah..." Kalimat itu seperti membangunkan alam bawah sadar bahwa kalimat itu ada pada masa kekinian. Lima belas tahun yang lalu pertanyaan i