Media Jekardah

Kenapa duka Jakarta harus menjadi duka seluruh Indonesia? Tatkala korban Kereta Api disiarkan di media beragam tanggapan yang muncul melalui sosial media. Tiba-tiba berbagai status menunjukkan keprihatinan yang mendalam terhadap korban atas nama rakyat Indonesia. 

Saya juga prihatin kepada musibah yang terjadi di Bintaro. Saya sangat berduka cita atas kecelakaan itu.  Mengingat berapa banyak anak yang harus kehilangan orang tuanya, suami yang harus kehilangan istri dan kepergian keluarga yang sangat dicintai. Kehilangan itu sangat sulit untuk diterima di dalam sanubari. Apalagi pada saat itu, dua rekan kuliah sedang dalam perjalanan menggunakan kereta dari Bandung. Saya justru bertambah khawatir mendengar peristiwa itu.

Terlepas dari nilai kemanusiaan, ini hanya contoh kasus bagaimana media menciptakan nilai berita berupa  proximity (kedekatan) dengan para khalayak. Media nasional yang berlokasi di Jakarta (kadang disebut Jekardah) menjadikan berita-berita seputar Jakarta menjadi agenda seluruh khalayak yang ada di Indonesia. Media nasional berhasil menciptakan kedekatan psikologis antara kehidupan orang Jakarta dengan khalayak yang ada di luar wilayah itu.

Lihat saja beberapa berita pembangunan, banjir dan kriminalitas Jakarta yang hampir setiap menit ditayangkan dengan di berbagai media.   Apa manfaatnya untuk orang di luar batas geografis itu? Sedangkan setiap setiap daerah di Indonesia memiliki permasalahan yang berbeda justru tertutup oleh berita tentang Jakarta. 

Alhasil, setiap masalah atau peristiwa yang terjadi ditentukan berdasarkan perpektif media nasional. Khalayak yang mengikuti perkembangan media ikut-ikutan membahas Jakarta dan menggunakan perspektif media  nasional dalam memilih dan mengambil keputusan.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Saraba atau Sarabba' Dialek yang Berbeda

(a)Susila di Negeri Raja

Dilema TVRI, Afiliasi Politis