Belajar dari Media Korea Utara

Ribuan artikel yang menyebutkan nama Jang Song Thaek dihapus oleh media pemerintah Korea Utara. Sebanyak 35.000 artikel dihapus setelah terunggah di internet. Jang Song Thaek, paman dari Kim Jong Un pemimpin Korea Utara saat ini diyatakan korupsi dan berencana menggulingkan negara. Oleh arena itu, ia dieksekusi oleh pemerintah Korea Utara.

Terlepas dari permasalahan dari ekksekusi tersebut, hal yang ingin saya bahasakan adalah bagaimana pemerintah Korea Utara mampu menguasai media dan pemberitaan terkait Song Thaek. Pemerintah Korut bisa menempatkan berita-berita yang layak atau tidak layak dikonsumsi oleh masyarakatnya. Meskipun dengan berbagai pertimbangan, menghapus semua berita terkait eksekusi tersebut.
doc:sherlyhutripermatasari

Bandingkan dengan di Indonesia. Segala informasi bisa diakses tanpa campur tangan pemerintah. Mulai dari informasi yang bermanfaat hingga situs porno tentu mudah diperoleh hanya dengan satu jentikan jemari. Mulai dari yang bersifat pribadi hingga yang menyangkut kepentingan masyarakat juga mudah ditemukan. Apa yag tidak ada di media Indonesia saat ini? Segala bentuk kriminalitas, asusila dan korupsi disertai dengan rekaan adegan ditampilkan dengan sangat vulgar. Masyarakat yang melihat dengan mudah mengkuti dan meniru perbuatan kriminal bukan menghindarinya. Di mana peran pemerintah? Maka jangan heran jika setiap tahun angka kriminal dan asusila semakin bertambah di Indonesia.

Peran pemerintah di media memang pernah ada pada zaman otoriter. Alih-alaih mengkiritik pemerintah pasti akan dibredel. Tapi, setelah reformasi, informasi seperti air bah. Apalagi dengan adanya keinginan untuk meneggakan kebebasan pers. Satu sisi, kebebasan ini sangat diperlukan untuk melindungi para pekerja di dunia pers. Tapi, di sisi kebebasan ini dimanfaatkan oleh para pebisnis media untuk meraup keuntungan sebesar-besar. Apa pun informasi atau media yang dibuat entah baik atau buruk yang penting disukai masyarakat. Dilema yang tak kunjung usai.

Di mana peran pemerintah? Kita perlu belajar dari media di Korea Utara. Media pemerintah Korut sangat mempertimbangkan informasi yang benar-benar dibutuhkan oleh masyarakatnya. Media pemerintah Korut benar-benar menjadi gatekeeper  bagi informasi yang layak bagi masyarakatnya. Meskipun, dengan kekurangan bahwa masyarakatnya hanya akan mengakses informasi yang dianggap penting oleh media pemerintah. Meskipun ideologi negara kita dengan Korut berbeda, setidaknya pemerintah mau belajar dari media pemeritah Korea Utara.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Saraba atau Sarabba' Dialek yang Berbeda

(a)Susila di Negeri Raja

Dilema TVRI, Afiliasi Politis