10 Desember yang Terlupa

Kemarin  adalah hari kelahiran saya yang bersamaan dengan peringatan hari hak asasi manusia. Tak ada yang spesial di hari yang seharusnya saya dibanjiri doa dan ucapan selamat. Hanya lima orang terdekat yang mengucapkan selamat bahagia. Mungkin Anda salah satunya.

Padahal saya memiliki belasan orang yang saya anggap sangat dekat, tak satupun mengingat momen yang saya anggap penting. Kecewa mungkin, tapi ini hal biasa. Apalah artinya saya... (hahahha melow)
doc:ist

 Bukan itu sebenarnya yang menjadi kegundahan, saya juga tidak terlalu menyukai perayaan atau sejenisnya. Hal yang menjadi masalah adalah ketika setiap orang menggunakan momen-momen penting berdasarkan peringatan dari media sosial bahwa hari ini adalah hari penting bagi orang lain. 

Sebelumnya, saya memang mengubah tanggal kelahiran di media sosial. Dengan tujuan ingin melihat orang-orang yang memang mengingat momen yang saya anggap penting. Tak berharap banyak dengan kondisi orang yang lebih menikmati kehidupan di dunia maya.

Pas hari H, tentu saja tanpa  respon sama sekali. Artinya hipotesis awal saya terbuakti. Tak ada ucapan ataupun mengirim kado (hehehehe). Akhirnya saya berpikir bahwa tak ada ingatan nyata di dunia maya, Semua hanya ilusi yang diciptakan dunia maya agar individu-individu merasa dekat, nyatanya tidak.

Pernah juga, saya tidak memperhatikan tanggal yang tertera pada tanggal lahir di media sosial. Tepat tanggal yang saya tulis, puluhan ucapan selamat dari rekan-rekan saya mengalir di timeline. Mulai dari yang akrab sampai teman yang tidak saya kenal secara tatap muka. Saya yang pada saat itu, tidak membuka media sosial juga kaget saat menerima ucapan selamat secara langsung dari teman-teman yang bertemu. Ilusi dunia maya.

Saat ini memang sulit membedakan antara kehidupan nyata dan maya. Semua orang sibuk mendownload aplikasi baru, media sosial baru bukan untuk menjalin komunikasi dengan orang lain. Berapa banyak media sosial yang Anda punya? tiga? Lima? atau bahkan lebih? Berapa banyak teman yang Anda miliki? Seberapa intens Anda menyapa relasi di media sosial? Maka jangan heran jika ada yang mengatakan media sosial banyak tapi teman yang dimiliki juga sama. Teman yang sama pun belum tentu terjalin interaksi yang akrab diantara mereka. Akrab pun belum tentu peduli.

Kembali ke hari kelahiran tadi. Setelah melalui media sosial, saya pun menghubungi beberapa teman yang saya anggap cukup akrab. Berbagai pembahasan kami diskusikan. Saya masih berharap mereka mengingat hari karena diskusi yang panjang. Di akhir pembicaraan tanpa sadar bunyi handphone berbunyi tut...tut...tut.. tak ada kata pun yang menyinggung kalau saya ingin ucapan selamat dari mereka. Mungkin saya kecewa karena hipotesis saya terbukti bahwa ingatan kita akan terpakai jika media sosial yang tak lupa.

Komentar

  1. kodong.. saya salah satunya itu kayenya.,, huhu.. lebih baik terlambatndrpda tdk sama sekali.. selamat ultah jeng.,

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Saraba atau Sarabba' Dialek yang Berbeda

(a)Susila di Negeri Raja

Dilema TVRI, Afiliasi Politis