Mc Journalism Adopsi Prinsip McDonald

Wacana McJournalism  muncul sebagai proses rasionalisasi dan birokrasi yang dicetuskan oleh Max Weber (1974). George Ritzer mengadopsi wacana tersebut dan menyebutnya dengan istilah restoran cepat saji yang berdasarkan prinsip efisiensi, kalkulasi, perkiraan dan mengintensifkan proses rasionalitas yang mencirikan modernitas. Ritzer memberi julukan dengan istilah McDonaldization dengan alasan karena pentingnya meningkatkan standar, kemasan jurnalistik yang tercerminkan dari McDonalization.
Bagi Ritzer, mengartikulasikan bahwa kata 'proses penerapan prinsip-prinsip dari restoran cepat saji telah mendominasi lebih banyak sektor kehidupan masyarakat Amerika serta seluruh dunia '(Ritzer, 1993: 1; Schlosser 2002).
Ada empat dimensi untuk McDonaldization:
a) Prinsip efisiensi. Prinsip ini dikenal secara luas di dalam dunia bisnis. Berdasarkan kepada prinsip Fordism (assembly line), scientifis management, dan prinsip birokrasi, maka restoran Mcdonald’s dikelola secara sangat efisien. Pada pokoknya restoran tersebut melaksanakan prinsip uniformitas, menu standart, porsi yang sama, dengan harga yang sama, dan kualitas yang sama di dalam setiap restoran McDonald’s.
b) Kalkulabilitas. Bisnis yang diadakan haruslah dapat dihitung untung ruginya. Apabila tidak memungkinkan maka dicari jalan pemecahan agar bisnis tetap memberi keuntungan.
c) Prediktabilitas. Dengan adanya kalkulabilitas maka dengan sendirinya dapat diprediksikan keuntungan yang di peroleh oleh outlet McDonald’s. Setiap outlet telah memprediksikan tempat-tempat yang strategis dimana orang akan mencari makan secara cepat.
d) Kontrol: dari kontrol manusia menuju kontrol robot yangmekanistik. Bisnis McDonald’s mempunyai manual yang sangat tepat yang sudah ditqerbitkan sejak tahun 1958. bahkan pada tahun 1961 ia mendirikan suatu pusat pelatihan, sejenis “hamburger university” dengan gelar “hamburologi”. Demikianlah cara-cara memberikan servis yang cepat yang dikontrol secara mekanis dan terarah telah dapat mempertahankan kualitas makanan secara cepat dan menyenangkan banyak orang

Paradoks suratkabar lokal: sedikit pembaca, lebih banyak keuntungan

Terdapat perbedaan yang sangat signifikan  mengenai finansial dan sumber-sumber jurnalistik. Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa ini berimplikasi pada kepercayaan terhadap informasi dari organisasi berita non-jurnalistik. Hanya sedikit orang yang membaca koran dan itu menunjukkan puncak angka paling menurun pada tahun 1989, ini merupakan dampak dari munculnya radio-radio lokal, dan tumbuhnya akses ke internet. Badan Audit (ABC) melakukan penelitan dan mengungkapkan bahwa hanya koran mingguan yang masih terus bertahan (2003).  Namun periklanan tetap berjalan meskipun adanya penurunan sirkulasi.  Dua alasan tambahan untuk menjelasan keuntungan. Pertama, turunnya angka untuk membayar jurnalis. Kedua, pemimpin grup koran fokus pada skala ekonomi dengan berkonsentrasi pada grup-grup jurnalis yang kecil.

Perkembangan McJournalism?
Ritzer mencatat bahwa McDonal sudah menjadi simbol yang sangat signifikan di Amerika. Seperti munculnya News McNuggets. Tapi apakah tersebut sudah mencerminkan tekanan terhadap efisiensi, kalkulasi, prediksi, kontrol, yang berfungsi sebagai menjelaskan perkambangan terbaru terhadap koran lokal di Inggris dan menjadi tanda munculnya McJournalism?
Efisiensi
-          mcDonaldization membuat koran lebih efesien. Tidak lagi dibuat dalam bentuk format tabloid. Tetapi lebih kepada berita singkat agar masyarakat lebih efesien dalam mendapatkan berita.
-          Konsentrasi kepemilikan regional besar berbasis monopoli memperhatikan perkembangan tentang apakah pola organisasi industri ini untuk kepentingan umum. Ketika Komisi Persaingan menguji Johnston Press’s untuk menjual delapan surat kabar East Midlands ke Trinity Mirror pada Mei 2002, penjualan tersebut bertentangan dengan kepentingan  publik dan pengiklan.
-          Dampak dari 'efisien' pola kepemilikan pada editorial integritas dan homogenitas jelas.
-          Banyaknya terjadi pemecatan pegawai atau upah rendah pada tahun 1990-an karena Koran lokal harus berkonstribusi dalam meminimalkan biaya dan memaksimalkan pendapatan.
-          Munculnya tren teknologi baru membuat perusahaan lebih efesien dalam memproduksi berita, namun juga berdampak negatif seperti turunnya kualitas, akurasi dan integritas berita ter hadap masyarakat.
-          Berkurangnya pekerja professional dan pelatihan wartawan dari para wartawan professional akibat pensiun dini atau bentuk lain dari efisiensi perusahaan.
Kalkulasi
-          Bagi Ritzer, kalkulasi lebih menekankan pada kuantitas bukan kualitas.
-          Surat kabar harus memenuhi sirkulasi yang ada, agar dapat memenuhi harga dan mendapatkan iklan.
-          Ketika ekonomi produksi di daerah menurun, untuk memperoleh keuntungan maka dilakukannya pemotongan biaya, sehingga jurnalisme menurun (dikutip dalamReeves dan Blyth 1999: 15).
PredikSi
-          Tekanan sirkulasi ada ditangan editor, di mana banyaknya muatan lokal yang bersifat human interest daripada lainnya.
-          Terjadinya pemuatan berita yang sama dalam beberapa minggu, karena redaktur bagiannya kurang memiliki pengetahuan tentang daerah local dan juga terbit pada Koran yang memiliki basis grup yang sama. Franklin danRichardson2002
-          Koran lokal menjadi miskin sumber, sedangkan pers nasional bergantung pada pers daerah, sehingga terjadinya siaran pers yang sama.
-          Menurut Ritzer sistem jurnalis mirip dengan cara memasak burger, dimana wartawan hanya beroperasi secara pasif dengan menambahkan informasi. Seperti juru masak di McDonald, praktek profesional jurnalis tidak membutuhkan lebih dari untuk'menyebarkannya ke pelanggan(dikutip Smart1999:6).
Kontrol
-          Pengenalan teknologi baru, sebab dan akibat dari pemotongan staf, telah mengakibatkan jurnalis dan pekerja produksi kehilangan kendali atas mereka produksi di tempat kerja.
-          Dua konsekuensi dari teknologi cetak baru, yaitu:
1.      teknologi baru memungkinkan untuk konvergensi beberapa tugas produksi dan penghapusan lain (Bourke 2003 : 15).
2.      teknologi baru telah mendorong 'multiskilling',mungkin lebih baik digambarkan sebagai 'deskilling', wartawan (Pilling1998).
-          Konvergensi digital, membuat wartawan untuk bisa mengabungkan dua tugas, contohnya wartawan harus bisa membuat berita dan juga memengang kamera digital (Pilling 1998: 191).
-          Teknologi baru menjadikan akses informasi dapat diberikan secara cepat, namun membuat wartawan menjadi lebih individual.

Analisis:
-          George Ritzer melihat rasionalitas sebagai ciri utama masyarakat kontemporer, meski di perkeras dengan berbagai cara, termasuk McDonaldisasi. Sementara Ritzer melihat restoran cepat-saji sebagai paradigma rasionalitas formal adalah komponen kunci kehidupan modern. 

-          Ritzer menunjukan cara baru dalam sistem dalam pers yaitu McJournalism yang  mencerminkan dorongan untuk efisiensi, calculability, prediktabilitas dan kontrol melaluiteknologi ini terbukti dalam pers lokal, seperti McDonaldization yang menyajikan makanan cepat saji.

-          Ritzer mengakui ada hasil positif dari proses dari McDonalisasi dan penyebaran global dari fenomena tersebut—seperti McDonald (Ritzer 1998: 81-94). Tapi ada 'kelemahan': 'Sistem rasional sering menelurkan irasionalitas' dan bisa memicu inefisiensi, ketidakpastian, inkalkulasi dan hilangnya kontrol (Ritzer 1998: 121): yang disebut Weber sebagai 'Konsekuensi yang tidak disengaja', Ritzer menyebutnya sebagai 'irasionalitas dari rasionalitas’. Dalam konteks suratkabar lokal, pradoks penurunan sirkulasi hidup berdampingan dengan naiknya keuntungan yang merupakan salah satu bentuk rasionalitas yang irasional.


-          Paradoks yang nyata 'Irasionalitas rasionalitas' penekanan berkelanjutan tersebut terhadap empat aspek McDonaldization adalah bahwa sementara readerships, sirkulasi, yang jumlah judul buku yang diterbitkan, penerbit, pekerja produksi dan penuh-waktu wartawan pada kontrak staf telah mengalami penurunan berkelanjutan sejak 1990, iklan, keuntungan dan omset telah meningkat.

-          Dua konsekuensi mengikuti dari munculnya McJournalism. pertama, ada bukti dari apa yang mungkin disebut sebuah peningkatan 'sendok makan' dari berita untuk pembaca pernah format lebih mudah diakses dicontohkan oleh perubahan penyajian berita di lokal, tetapi juga nasional, surat kabar. kedua, ada bukti peningkatan 'memaksa makan' pembaca dengan tanpa henti seragam dan diprediksi berita yang disajikan dalam format yang lebih seragam.

-          Ido Priyana Hadi memprediksi bahwa perkembangan teknologi dan konvergensi media akan membawa implikasi yang besar di dunia jurnalistik, yakni pada proses produksi storyboard. Menurut Ido, pers digital adalah pers yang mampu menyiapkan berita dengan cepat, akurat, seketika dan interaktif. Sehingga reporter atau jurnalis harus mempunyai keterampilan beragam (multiskill) yang terkait dengan penggunaan beragam media dan perangkat (muliplatform and technology) (Hadi, 2003:121)

-          Pablo J. Boczkowski menyatakan meski berada di lingkungan media baru (new media) yang sarat dengan konvergensi namun potensi divergensi terutama pada proses produksi isi media tidak dapat dihindarkan. Divergensi tersebut juga mempengaruhi karakter kerja editorial, pemilihan dan frame berita. Kasus rutinitas kerja (kecepatan, volume tinggi dan dan komodifikasi isi) menunjukan arah homogenitas berita dalam lingkungan media. (Boczkowski, 2009 :113)

-          Marks Poster (2002:611) menyatakan teknologi informasi tidak sekedar meningkatkan “efisiensi” dari pertukaran (interchange), memberi ruang baru bagi investasi, meningkatkan produktivitas kerja dan domain baru dari kesenangan dan konsumsi, tetapi juga memberikan sebuah perubahan yang lebar dan ektensif dalam budaya yang menyusun identitas. Realitas virtual dan internet merupakan media komunikasi yang memperkaya keberadaan bentuk-bentuk budaya konsumen (culture consumer), yang bisa jadi berbeda dengan media massa yang dikenal sebagai bentuk dari budaya industri (culture industry).


Daftar Pustaka

Boczkowski, P. J. (2009). Rethinking Hard and Soft News Production:From Common Ground to Divergent Paths. Journal of Communication 59, hal. 98–116.
Hadi, I. P. (2003). "Konsep Penulisan Jurnalistik Masa Depan dan Desain Storyboard untuk Online News". NIRMANA Vol. 5, No. 1 , 110 - 122
Poster, M. (2002). Postmodern Virtualities. Dalam G. D. Kellner, Media and Cultural Studies KeyWorks. Oxford: Blackwell Publishers Ltd.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Saraba atau Sarabba' Dialek yang Berbeda

(a)Susila di Negeri Raja

Majuko Gondrong!!!